Selasa, 16 September 2008

WVI-PKBI Beberkan Hasil Survai HIV/AIDS di Flotim

WAHANA Visi Indonesia (WVI) menggandeng Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah NTT, Kamis (18/9/2009), menggelar workshop membeberkan hasil survai terhadap perilaku warga 12 desa di Flores Timur (Flotim) yang berisiko terhadap HIV/AIDS. Dari data-data yang akan dipaparkan besok itu, diharapkan ada intervensi secara serius dan sungguh-sungguh terhadap masalah HIV/AIDS di Flotim.

Koordinator Program HIV/AIDS WVI ADP Flotim, Yohanes Lewonama Hayong, ketika dihubungi Pos Kupang melalui telepon dari Kupang, Selasa (16/9/2008), menjelaskan, survai itu mengambil metode rappid assesment response (RAR) selama lebih dari dua minggu terhadap warga di 12 desa binaan WVI di Flotim.

Ke-12 desa yang disurvai itu adalah Riangkoli, Waiklibang (Kecamatan Tanjung Bunga), Bama, Lewokluok, Lamika (Demon Pagong), Lewolaga, Lato, Ilegerong (Titehena), Boru, Hokeng Jaya, Nuri, Konga (Wulanggitang). "Kelompok sasaran adalah remaja (putra/i), ibu rumah tangga dan PSK dan pelanggan PSK," kata Hayong.

Survai ini, jelas Hayong, dilakukan untuk beberapa tujuan. Pertama, mengetahui tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku kesehatan reproduksi, seksualitas, HIV/AIDS dan IMS pada semua sub populasi penduduk; kedua, mengetahui secara khusus perilaku seksual remaja dan perilaku mencari layanan kesehatan; ketiga, mengidentifikasi profil pekerja seks dan pelanggan termasuk mengidentifikasi jaring seksual komersial maupun tradisional dalam komunitas; keempat, mengetahui pola menghindari IMS dan pengobatan serta cara menghindari HIV/AIDS yang dilakukan oleh pekerja seks dan pelanggan.

Menurut Hayong, hasil survai itu agak mengagetkan, terutama untuk populasi remaja. Dari survai itu, jelas Hayong, banyak remaja yang masih memahami bahwa pacaran selalu berarti berhubungan seks. "Remaja juga sangat familiar dengan tempat hiburan," kata Hayong. Hayong bahkan menyebutkan bahwa anak sekolah dasar saja sudah tahu bagaimana menggugurkan kandungan.

Untuk ibu rumah tangga, sebut Hayong, mereka pernah mendengar tentang HIV/AIDS. "Tetapi apa itu HIV/AIDS, bagaimana dia menular, bagaimana pencegahannya, itu mereka tidak tahu apa-apa. Karena itu mereka meminta agar para kader posyandu juga diberi pelatihan sehingga saat posyandu mereka bisa menjelaskan kepada para ibu rumah tangga," kata Hayong.

Menurut rencana, workshop sehari ini akan dibuka oleh Wakil Bupati Flotim, Yosni Herin, yang sekaligus membawakan materi Kebijakan Pemkab Flotim terhadap HIV/AIDS. (len/Pos Kupang edisi Rabu 17 September 2008 hal daerah)

Tidak ada komentar: