Senin, 15 September 2008

Melindungi Si Pelindung Bumi

Oleh Maria Padmasanti Bunga Naen
- Siswa SMAN 1 Kupang
- Pemenang Pertama Lomba Menulis Lingkungan

TAK bisa dipungkiri bahwa dampak penipisan lapisan ozon sudah terasa sekarang ini. Seperti diketahui kerusakan lapisan ozon dapat menyebabkan peningkatan radiasi sinar ultraviolet B (UV-B). Radiasi UV-B yang berlebihan membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia seperti kanker kulit, kerusakan mata, katarak, dan gangguan sistem kekebalan manusia. Radiasi UV-B juga dapat berpengaruh terhadap tanaman dan hewan.

Tanaman akan mudah terserang penyakit yang akan menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi produktivitasnya. Kerusakan hutan dan penurunan plankton di daerah perairan pun tak terelakkan. Pertumbuhan tanaman yang terhambat menyebabkan banyak spesies tanaman yang punah. Hal ini sangat memprihatinkan karena perubahan yang terjadi membawa pengaruh yang sangat besar bagi proses hidup makhluk hidup di bumi yang saling melengkapi dan saling ketergantungan satu sama lain. Tanaman merupakan dasar dari terbentuknya jaring-jaring makanan. Selain itu tanaman juga berfungsi untuk mencegah erosi dan menahan air agar tidak hilang.

Dalam proses fotosintesis, tanaman memerlukan gas karbondioksida yang merupakan polutan udara sehingga dapat mengurangi polusi udara. Hasil dari fotosintesis ini menghasilkan oksigen yang sangat berguna bagi makhluk hidup. Dapat dibayangkan, apabila tanaman mengalami kepunahan, maka akan terjadi bencana, baik bencana alam maupun bencana kelaparan yang membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia ini. Sungguh mengerikan!

Ozon (O3) adalah molekul yang tersusun atas tiga atom oksigen. Ozon dapat ditemukan di seluruh lapisan atmosfer, namun konsentrasi tertinggi berada pada ketinggian kurang lebih 25 km di atas permukaan laut. Bagian ini disebut lapisan ozon. Lapisan ozon ini terletak pada stratosfer yang dapat menyaring radiasi matahari sehingga radiasi yang sampai di bumi intensitasnya sudah tidak terlalu tinggi.

Berbeda dengan ozon stratosfer, ozon pada tingkat permukaan (pada lapisan troposfer) merupakan polutan, hasil emisi (pembuangan) industri dan kendaraan serta berkombinasi dengan kondisi cuaca tertentu. Ozon ini merupakan gas yang dapat mengganggu fungsi pernafasan serta berakibat buruk bagi tanaman. Ozon permukaan juga menyerap radiasi sinar matahari, tetapi tidak dapat menggantikan fungsi ozon stratosfer yang hilang.

Ozon terbentuk di stratosfer ketika energi dinas matahari mengenai molekul oksigen (O2) dan menyebabkan dua atom oksigen tersebut terpecah. Jika atom bebas tersebut bergabung dengan molekul oksigen (O2) lain, maka akan membentuk ozon (O3). Di lingkungan atmosfer yang belum tercemar terjadi keseimbangan antara jumlah ozon yang terbentuk dan jumlah ozon yang terurai, sehingga total konsentrasi ozon di stratosfer akan relatif konstan.

Ozon juga pecah secara alami di atmosfer oleh sinar matahari dan reaksi kimia dari berbagai campuran yang mengandung nitrogen, hydrogen, dan klorin yang terjadi secara alami dalam jumlah yang kecil. Dalam jumlah besar klorin dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Penipisan lapisan ozon terjadi ketika adanya gangguan keseimbangan alam antara pembentukan dan penguraian ozon di stratosfer.

Penelitian membuktikan klorin dan bromin yang terurai dari senyawa sintetik menjadi penyebab utama penipisan ini. Manusia menyebabkan kerusakan lapisan ozon melalui penggunaan bahan kimia yang mengandung klorin atau bromin yang dapat memecah molekul ozon.

Kelompok terbesar dari bahan perusak ozon adalah clorofluorocarbons (CFC). Pada tahun 1973, Molina dan Rowland dari Universitas California menyimpulkan bahwa CFC, senyawa kimia buatan manusia telah menyebabkan kerusakan lapisan ozon di stratosfer. Pada lapisan bawah CFC bersifat stabil dan banyak digunakan di industri dan rumah tangga. Akan tetapi ketika lepas di atmosfer bahan kimia tersebut akan naik ke stratosfer didorong oleh angin.

Pada lapisan stratosfer, energi sinar UV-B dapat memecah molekul CFC melalui reaksi fotokimia yang membebaskan atom klorin (CI). Atom klorin bebas akan bereaksi dengan ozon dan memecah ozon menjadi klorin oksida dan oksigen.

Klorin oksida akan pecah kembali menjadi atom klorin bebas yang dapat kembali memecah molekul ozon. Reaksi tersebut akan terus berulang, satu atom klorin dapat memecah 10.000 molekul ozon. Sebagai hasilnya, ozon di stratosfer akan berkurang dan menyebabkan terjadinya lubang ozon di atas Antratika. Penelitian beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa ukuran lubang ozon tersebut mencapai 8,2 juta mil (lebih besar dari luas negara Amerika Serikat dan Canada)

Selain merusak lapisan ozon, CFC pun mempunyai andil dalam perubahan iklim bumi. Meski peran utama dipegang oleh karbondioksida, peningkatan jumlah gas CFC di udara dapat menambah efek pemanasan global, yang disebabkan karena gas tersebut juga berpotensi dalam memerangkap panas.

Selain CFC, juga terdapat bahan-bahan perusak ozon (BPO) lainnya yang pada dasarnya mengandung hidrokarbon yang berklorin, florin dan bromin, di antaranya hydro-clorofluocarbons (HCFC), halon, hydro-bromofluorocabons (HBFC), bromochloromethane, methyl chloroform, carbon tetrachloride dan methyl bromide.

Sadar atau tidak kerusakan lapisan ozon merupakan ulah dari manusia. Di sebagian besar negara-negara, sektor terbesar yang masih menggunakan BPO adalah kegiatan servicing lemari es dan AC, di mana CFC dan HCFC digunakan sebagai bahan pendingin. BPO juga digunakan sebagai bahan pengembang untuk pembuatan busa (foam), cairan pembersih (cleaning solvent) pada industri eletronika, sebagai zat pendorong (propellant) untuk produk aerosol (semprotan), bahan untuk sterilisasi, dan bahan pemadam kebakaran.

Apa yang dapat dilakukan untuk melindungi si pelindung bumi kita? Agar kerusakan lapisan ozon yang terjadi tidak semakin parah dan kita dapat terhindar dari dampaknya yang membahayakan, dibutuhkan kesadaran dan kerja sama dari seluruh masyarakat dunia untuk tidak menggunakan zat-zat yang dapat merusak dan melubangi lapisan ozon. Tindakan sederhana yang dapat dilakukan antara lain dengan menghindari pembelian barang-barang yang mengandung BPO. Sebelum membeli peralatan pemadam kebakaran, barang-barang foam, lemari pendingin dan AC harus dipastikan lebih dulu apakah produk sudah ramah ozon, menolak membeli barang yang mengandung BPO jika alternatif lainnya tersedia, dan mencatat perusahaan yang masih menggunakan BPO dan suarakan keprihatinan kita terhadap hal tersebut. Apabila di rumah, perusahaan atau kantor kita masih terdapat barang-barang yang mengandung BPO perlu dilakukan perawatan peralatan yang baik untuk menjamin CFC tidak terlepas ke stratosfer.

Disarankan beberapa hal untuk membantu melindungi diri kita dari bahaya radiasi UV-B yaitu dengan mengurangi kegiatan di luar ruangan pada jam 10.00 - 15.00 ketika matahari bersinar sangat terik, menggunakan pakaian dan aksesoris (topi, kacamata) yang dapat melindungi dan menahan sinar matahari dari tubuh, serta menggunakan sun cream dengan sun protection factor (SPF) 15 atau lebih, pada kulit yang tidak terlindung terutama saat melakukan aktivitas di luar ruangan.

Marilah kita sebagai generasi muda lebih peduli dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh bumi kita. Lapisan ozon jangan sampai makin besar ukuran lubangnya dari tahun ke tahun. Kita dapat melakukannya dengan lebih peka terhadap teknologi ramah lingkungan. Semoga niat baik dan usaha yang kita lakukan diberkati Tuhan. * (Pos Kupang edisi Selasa 16 September 2008 hal 14) Selanjutnya...