Minggu, 05 Oktober 2008

Pertamina Pindahkan Aset Depot Mokantarak

PT PERTAMINA memindahkan semua asetnya menyusut ditutupnya Depot Pertamina Mokantarak di Kabupaten Flores Timur (Flotim). Aset-aset diantarpulaukan dengan tujuan Depot Tanjung Wangi, Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, dan Depot Sanggaran di Denpasar Provinsi Bali. Proses pemindahan aset sejak awal September 2008.

Tangki utama penampung bahan bakar minyak (BBM) di Depot Mokantarak mulai dikeringkan. Pemindahan aset dilakukan delapan karyawan Depot Mokantarak karena PT Pertamina menilai Pemkab Flotim tidak serius menerima alih kelola BBM Depot Mokantarak. Terbukti sejak dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Pertamina dan Bupati Flotim, Drs. Simon Hayon, atas nama Pemkab Flotim pada Mei 2008 sampai saat ini tidak ada tindaklanjutnya.

"Pemkab Flotim belum pernah turun melihat dari dekat atau memantau aset Pertamina di Depot Pertamina Mokantarak sampai saat ini," kata Ande Kerans, pegawai Depot Pertamina Mokantarak, saat ditemui di Mokantarak, Sabtu (27/9/2008).

Sejumlah peralatan penting yang telah diangkut dari Depot Mokantarak, antara lain, slick bar (pukat minyak) dan alat penetral limbah minyak yang tumpah di laut, serta sebuah speed boad khusus. Dengan diangkutnya sejumlah aset penting maka Depot Pertamina Mokantarak telah off (berhenti) beroperasi total.

Ande mengatakan, kini jumlah pegawai Pertamina yang masih menjaga Depot Mokantarak delapan orang, termasuk pimpinan operasional, Wem Labina. Delapan pegawai sedang menunggu surat keputusan (SK) dari pimpinan untuk ditempatkan di depot Pertamina di seluruh wilayah Indonesia.

Terkait alih keloloa Depot Pertamina MOkantarak, Asisten Tata Praja Setda Kabupaten Flotim, Dominikus Demon, S.H, saat ditemui di ruang kerja, Senin (29/9/2008), mengatakan, Pemkab Flotim minta Pertamina diskusikan kembali kesepakatan yang sudah ada. Pasalnya, akan menimbulkan konsekuensi pengeluaran keuangan yang cukup besar oleh Pemkab Flotim dalam operasionalisasi depot.

"Setiap tahun Pemkab Flotim harus mengeluarkan uang Rp 7 miliar lebih untuk kepentingan penampungan BBM di tangki Depot Mokantarak, operasional depot dan distribusi BBM. Hal ini cukup berat," kata Demon.

Sebagai solusi, kata Demon, apakah kerjasama tentang alih kelolah depot Mokantarak jadi atau tidak maka Pemkab Flotim masih mempertimbangkan, dan akan ajukan ke DPRD Flotim dalam sidang perubahan anggaran TA 2008 terkait operasional Depot Mokantarak Rp 7 miliar lebih per tahun.

Menurut Demon, Pemkab Flotim tidak khawatir terjadi kelangkaan BBM di Flotim di waktu mendatang karena Pertamina sudah menjamin tetap suplai BBM dengan harga subsidi setiap hari ke SPBU Lamawalang dan SPBU Gege di Kelurahan Pukentobi Wangibao. "Tidak ada Depot Pertamina di Mokantarak tidak ada pengaruh karena suplai BBM tetap lancar masuk Flotim," kata Demon.

Di dua dua SPBU di Larantuka sejak Pertamina tutup Depot Mokantarak Juni 2008, suplai dua jenis BBM solar dan premium di SPBU selalu terlambat sehingga terjadi antrean panjang.

Solar dan premium baru ada di dua SPBU pukul 10.00 - 15.00 Wita. Sedangkan disepanjang jalan umum tetap tersedia solar dan premium eceran yang dijual pedagang eceran Rp 10.000 - Rp 15.000/botol aqua besar. Masyarakat mengeluhkan kondisi ini karena BBM subsidi dijual bebas lalu pedagang menjual kembali dengan harga mahal. Sementara harga minyak tanah terus melambung dari Rp 2.500,00/liter menjadi Rp 3.750,00/liter. (art/PK edisi minggu 5 September 2008)
Selanjutnya...