Senin, 29 September 2008

Aneka Pangan Lembata Bergizi Tinggi


POS KUPANG/EUGENIUS MOA MAKANAN LOKAL-- Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, Ny. Margaretha Manuk (kanan) mengamati makanan lokal yang dipajang dalam perlombaan makanan lokal antardesa tingkat Kecamatan Lebatukan, di Hadakewa, Sabtu (27/9/2009).

ANEKA pangan lokal di Kabupaten Lembata memiliki kualitas dan nilai gizi yang tinggi. Lantaran pengolahan dan penyajian yang kurang tepat dan kurang kreatif menyebabkan pangan lokal hanya dikonsumsi apa adanya sehingga membosankan. Melihatnya saja tidak menimbulkan selera makan.

Pada Sabtu (27/9/2008), bertempat di Sekolah Dasar Katholik (SDK) St. Laurensius Hadekewa, Kecamatan Lebatukan diadakan lomba memasak bahan pangan lokal antar desa. Diketahui, begitu banyak pangan lokal Lembata. Namun, dibutuhkan kreatifitas pengolahan agar bahan-bahan pangan tersebut menjadi makanan sangat enak dan bergizi tinggi.

Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk dan Wakil Bupati Lembata, Drs. Andreas Nula Liliweri yang hadir dalam kegiatan tersebut memuji kreativitas para ibu yang menyediakan masakan lokal dalam acara perlombaan itu.

Ny. Mace Tukan, dan Ice Kaona, asal Desa Lamatuka meraih juara pertama dalam lomba ini cukup kreatif mengolah bahan pangan lokal. Tanpa campuran bahan makanan pabrikan, Mace dan Ice mampu memberi kreasi yang lain pada bahan pangan lokal yang dibuat menjadikan citarasa cukup enak. Pengolahan daging siput laut menjadi sate. Pengolahannya relatif sederhana.

Kerang siput dibuka diambil dagingnya dan dibersihkan, dipotong-potong kemudian diberi bumbu secukupnya lalu dibakar. Ketika matang diberi kecap dan daun jeruk sitrum, nilai rasanya tak kalah dengan sate dari hewani lainnya. Daging sate siput karya Mace dan Ive diberi nama sate hawu blaa.

"Kebiasaan masyarakat di desa kalau dapat siput laut dilawar mentah. Atau dijemur kering untuk konsumi sehari-hari. Kami coba ramu daging siput menjadi sate. Kami belajar dari buku resep masakan," kata Mace.

Kedua ibu rumah tangga ini juga kreatif meramu daun singkong dicampur santan, dan beberapa bumbu lokal menjadikan daun ubi berasa bumbu daging rendang yang diberi nama sayur baigopa. Selain itu, snack lewura dari campuran buah singkong direbus kemudian di mol diberi gula merah menjadi makanan enak sehabis konsumsi panganan utama.

Ketua Tim Penggerak PKK Lembata, Ny. Margaretha Manuk memuji kreativitas pengeolahan makan yang diramu kaum ibu di pedesaan. Juara pertama tingkat desa akan tampil pada lomba masak makanan lokal antarkecamatan menjelang peringatan HUT Otonomi Lembata.

Label masakan lokal lain asal Desa Lamatuka, yakni bubur waepiri terbuat dari biji jawewut. Masakan ini mengandung karbohidrat juga cocok untuk pengobatan penderita luka dalam. "Bahan dasar dihasilkan di kebun dan di laut kalau diolah dengan baik rasanya sangat enak. Yang harus didorong kreativitas para ibu untuk memenuhi kebutuhan konsumi di rumah tangga," kata Ny. Margaretha.

Bupati Lembata, Andreas Duli Manuk memuji pertisipasi Dinas Pertanian Tanaman, Plan Lembata dan Tim Penggerak PPK Lembata yang memprakarasi perlombaan yang langsung menyentuh langsung dengan aktivitas dan kebutuhan masyarakat. Menurutnya potensi bahan pangan lokal bila dikelola bervariasi terasa sangat enak.

Ia berharap kaum ibu memiliki ketrampilan dan pengetahuan bisa mempraktekannya di rumah tangga dan menyediakan panganan bagi kebutuhan makan sehari-hari.

"Di Lembata hanya satu anak gizi buruk, itupun karena penyakit bawaan sejak lahir. Lebih banyak kurang gizi. Kita bisa atasi dengan panganan lokal. Kreativitas ibu-ibu harus didorong agar mampu menyediakan makanan yang berkualitas kepada keluarga," ujar Ande Manuk. (ius/Pos Kupang edisi Selasa 18 September 2008 hal 18)
Selanjutnya...

Mesin Pengering Kacang Mete di Ile Padung Mubazir

SATU unit mesin pengering kadar air kacang jambu mete bantuan Dinas Perkebunan Propinsi NTT tahun anggaran 1995/1996 untuk Kelompok Tani Puna Liput, di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema (dahulu Tanjung Bunga, Red), kini mubazir. Hingga saat ini peralatan tersebut tidak bisa digunakan karena di Desa Ile Padung belum ada listrik PLN.

Genzet (generator zet) yang dimiliki kelompok masyarakat setempat kekuatan/dayanya sangat kecil sehingga tidak mampu mengoperasikan peralatan itu.

Pembantu Sekretaris Puna Liput (kelompok pengelola kacang mete, Red) di Desa Ile Padung, Aloysius Maran, didampingi anggota kelompok, Ny.Lusia Kelen (53), mengakui hal ini saat ditemui di sela-sela kegiatan mengupas kacang mete di gedung Puna Liput, Jumat (27/9/2008).

Maran menjelaskan, pada TA 1995/1996 kelompok Puna Liput beranggotakan 12 orang mendapat bantuan paket peralatan penunjang kerja mengelola kacang mete. Misalnya, enam meja dilengkapi alat pemecah, menggunting kulit luar biji mete, juga alat mencungkil kacang dari kulit, termasuk alat/mesin pengering kadar air kacang mete yang telah dikupas dan dibersihkan kulit arinya.

"Dari paket bantuan Dinas Perkebunan NTT hanya satu peralatan belum kami manfaatkan, yakni mesin oven pengering kadar air kacang mete untuk siap diekspor," ujar Maran.

Mesin pengering kadar air kacang mete merk Memmert buatan Jerman hanya dipajang. Dalam mesin disimpan alat bongkar pasang seperti pemukul, pencabut paku, pisau, parang, gergaji dan obeng. Peralatan mesin senilai ratusan juta itu hanya dimanfaatkan sebagai lemari untuk simpan perkas kelompok kacang mete Puna Liput di Ile Padung.

Maran mengatakan, peralatan itu tidak digunakan untuk pres kadar air kacang mete karena selama ini kelompok Puna Liput hanya andalkan sinar matahari sebagai kekuatan alami untuk kurangi kadar air dengan cara kacang mete yang telah dipisahkan dari kulit luarnya dijemur dibawah terik matahari. Namun kelompok ini kesulitan saat musim hujan sehingga mengurang produksi karena keterbatasan tenaga untuk menjemur serta cuaca mendung sehingga kacang mete lama kering.

Ia mengharapkan bantuan Pemkab Flotim menghadirkan jaringan listrik PLN di Desa Ile Padung, Sinarhading dan Belogili agar ke depan bisa membantu produksi pengolahan kacang mete asal Flotim yang lebih berkualitas menggunakan mesin pres kadar air kacang mete.

"Kacang mete yang hendak diekspor kualitasnya harus tetap terjamin dan kadar airnya hanya 10 persen. Lebih dari itu tergolong kualitas buruk," katanya sembari menambahkan harga kacang mete utuh yang diproduksi kelompok Tuna Liput Ile Padung Rp 80.000/kg dan kacang mete yang tidak utuh/pecah Rp 50.000/kg. (art/Pos Kupang edisi Selasa 30 September 2008 hal 16)
Selanjutnya...

Calon Sementara Anggota DPRD NTT 1.088 Orang


POS KUPANG/REDDY NGERA
KOMPOSISI BARU -- Komisi Pemilihan Umum Propinsi NTT dengan komposisi keanggotaan yang baru. Dari kiri ke kanan, Drs. Djidon de Haan, M.Si, Yoseph Dasi Djawa, S. H, Drs. Johanes Depa, M.Si (ketua) dan Drs. Gasim, saat memberi penjelasan kepada pimpinan parpol di Sekretariat KPUD, Sabtu (27/9/2008). Mariyati Luturmas Adoe, S.E, M.Si tidak hadir.


SEBANYAK 1.088 calon anggota legislatif (caleg) DPRD Propinsi NTT ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD) NTT masuk dalam daftar calon sementara (DCS). Sedangkan caleg yang dinyatakan gugur karena tidak memenuhi syarat sebanyak 122 orang.

Demikian data yang diterima dari Kelompok Kerja (Pokja) Pencalonan pada KPUD NTT, Senin (29/9/2008). Senin kemarin, KPUD NTT telah mengumumkan DCS yang terdiri dari nama caleg dan partai pengusung per daerah pemilihan, diantaranya dengan menempelkan pada papan informasi yang ada di sekretariat KPUD NTT dan pengumuman lewat media massa. Pada DCS itu tidak disertakan dengan foto caleg.

Jumlah caleg yang masuk DCS lebih sedikit dari target caleg yang ditetapkan yaitu 120 persen per alokasi kursi setiap daerah pemilihan atau setara secara keseluruhan berjumlah 2.508 orang. Pada masa pendaftaran, caleg yang didaftar 38 parpol sebanyak 1.396 orang. Pada masa perbaikan, yang memasukkan berkas sebanyak 1.210 caleg. Dari jumlah itu yang memenuhi syarat 1.088 orang, dengan rincian 750 laki-laki (68,93 persen) dan 338 perempuan (31,07 persen).

Ketua KPU Provinsi NTT, Drs. Johanes Depa, M.Si mengatakan, caleg yang lolos memenuhi delapan hal prinsip, diantaranya semua dokumen caleg yang masuk harus lengkap dan bobot hukumnya sama. Yang berstatus PNS harus membuat surat pernyataan pengunduran diri dan surat pernyataan bahwa surat pengunduran diri sedang dalam proses. Dokumen yang difotokopi yaitu ijazah legalisir basah ditambah 2 fotokopi ijazah yang dilegalisir basah, serta SKCK harus sesuai dengan tempat domisili.

Berbeda dengan KPUD NTT, KPUD Timor Tengah Selatan hingga kemarin belum mengumumkan daftar nama-nama caleg. Belum ditetapkannya DCS terjadi lantaran masih terdapat partai yang belum memberikan paraf pada daftar caleg yang ada serta masih ada kesalahan penulisan nama caleg.

Anggota KPUD TTS, Ir. Rambu Mella yang dikonfirmasi di SoE, Senin (29/9/2008) membenarkan hal tersebut. Rambu mengakui sejak Jumat (26/9/2008) KPUD TTS sudah menghubungi pengurus partai untuk memparaf daftar nama dan urutan caleg.

"Hingga kini ada tiga partai yang belum memparaf daftar nama dan urutan calegnya. Ketiga partai itu yakni, Partai Pelopor, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Pemuda Indonesia. Kami sudah menghubungi pengurus ketiga partai tersebut namun sampai sekarang belum ada yang datang," ujar Rambu.

Untuk kesalahan penulisan nama, lanjut Rambu, KPUD TTS memutuskan nama yang dipakai sesuai dengan yang ada diijazah masing-masing caleg. Pasalnya ijazah dapat dijadikan sebagai patokan kebenaran penulisan nama seseorang.

Tentang jumlah DCS yang akan diumumkan, Rambu mengatakan sesuai hasil verifikasi KPUD TTS sebanyak 789 caleg sementara dari 37 partai akan diumumkan ke publik. Jumlah angka itu didapatkan setelah menyeleksi 798 berkas caleg yang masuk ke KPUD TTS.

Rambu merincikan dari 789 itu terdiri dari 562 caleg pria dan sisanya, 227 caleg perempuan. Dengan demikian total keterwakilan perempuan untuk sementara dalam pemilu 2009 sebesar 28,77 persen. Sementara bila dilihat dari masing-masing partai hanya 19 partai saja yang memenuhi kuota keterwakilan perempuan sebesar 30 persen. (aca/aly/Pos Kupang edisi Selasa 30 September 2008)
Selanjutnya...