Jumat, 30 Januari 2009

Laut Sawu Jalur Migrasi 14 Jenis Paus

WILAYAH perairan Laut Sawu yang terletak di antara Pulau Timor, Sabu, Sumba, Flores dan Kepulauan Alor, merupakan jalur migrasi 14 jenis ikan paus, termasuk di antaranya jenis paus langka yakni paus biru dan paus sperma.

Bahkan beberapa pulau di kawasan ini merupakan tempat peteluran penting bagi jenis-jenis penyu laut terancam, kata Ketua Tim Pengkajian dan Penetapan Kawasan Konservasi Laut Sawu-Solor, Lembata, Alor/SOLAR, Jotham S.R. Ninef, di Kupang, Jumat (30/1/2009).

Jotham mengemukakan hal itu berkaitan dengan pentingnya perlindungan wilayah perairan Laut Sawu dan rencana pemerintah Indonesia untuk menjadikannya sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN).Dia mengambarkan, perairan Laut Sawu dikelilingi oleh rangkaian kepulauan dan corak bawah laut yang dramatis.

"Perairan ini terletak di jantung bentang laut Paparan Sunda Kecil dibagian selatan segitiga karang dunia dan menyokong beragam habitat karang dan pelagis paling produktif," katanya.

Letaknya juga di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia, sehingga menjadikannya sebagai koridor migrasi utama 14 janis paus.

Wilayah ini, katanya, juga mengalami fenomena oseanografi yang dinamis termasuk diantaranya arus laut Indonesia yang terkenal kuat.

Kombinasi arus yang kuat dan tebing laut curang menyebabkan pengaduan arus dingin yang mungkin merupakan faktor utama pemicu ketangguhan terhadap ancaman terbesar akan peningkatan suhu permukaan laut terkait perubahan iklim.

Karena itu, jika dapat secara efektif dilindungi, maka menurutnya, Laut Sawu dapat menjadi tempat perlindungan bagi kehidupan laut dan sumber daya perikanan yang produktif diantara perubahan iklim global, katanya.

Perairan Laut Sawu mulai tahun 2009 ini dicanangkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) dengan luas 4,9 juta hektare.

Saat ini sedang dilakukan kajian dan perancangan pengelolaan kawasan konservasi perairan Laut Sawu oleh sebuah tim yang berkantor pusat di Kupang, NTT. (ant edisi jumat 30 januari 2009)
Selanjutnya...

Nelayan Lamalera Tikam Empat Paus Belang Putih

NELAYAN di Lamalera, Kabupaten Lembata, menikam empat ikan paus belang putih berukuran besar, setelah 24 Desember lalu memperoleh "hadiah Natal" menaklukkan tujuh ikan paus dengan melibatkan puluhan nelayan.

Frans Keraf, nelayan Lamalera melaporkan, pada Senin (26/1/2009), beberapa orang nelayan Lamalera yang menggunakan sebuah sampan dilengkapi mesin Jonson 25 PK, menikam paus jenis belang putih empat ekor.

"Paus belang putih ini jarang didapat, apalagi sekali melaut mendapat empat sekaligus. Nelayan yang dapat juga hanya menggunakan sampan dengan mesin berkekuatan 25 PK," kata Keraf melaporkan dari Lamalera, Kamis (29/1/2009).

Dua dari paus jenis belang putih itu berbobot tujuh ton, satu paus berbobot lima ton dan satu lagi berbobot tiga ton. Keempat paus itu, ditikam sekitar satu mil dari pantai Desa Lamalera A dan Lamalera B di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata.

Setelah diseret ke pantai, para nelayan membagi-bagikan daging paus belang putih itu kepada semua pihak yang berhak mendapatkan bagian, sesuai dengan tradisi atau adat istiadat setempat.

Penangkapan kali ini, menurut Keraf, tergolong tidak lazim karena biasanya nelayan Lamalera berburu ikan paus dengan menggunakan "peledang" atau sejenis perahu tradisional.

Namun, pada penangkapan awal pekan ini, nelayan yang melaut menggunakan sampan dilengkapi mesin tempel merk Johnson, ketiban rezeki empat paus belang putih.

Biasanya, kata dia, nelayan lebih banyak memperoleh paus jenis lodam, bukan belang putih. Paus jenis ini juga pernah ditikam nelayan pada 24 Desember 2008 lalu, di mana dari tujuh paus yang ditikam, enam di antaranya jenis lodam dan satu jenis belang putih.

Para penduduk di Desa Lamalera A dan Lamalera B menggantungkan hidup dari berburu ikan paus karena tidak memiliki lahan pertanian yang subur, bahkan letak dua desa tersebut di atas bukit batu cadas. Daging dan minyak paus dibarter dengan pangan di Pasar Wulandoni,

Keraf menginformasikan, pada tahun 2007 para nelayan Lamalera berhasil menaklukkan 44 paus, sementara perburuan sepanjang tahun 2008 memperoleh 34 paus dan awal tahun ini, sudah empat paus yang ditangkap. (ant edisi kamis 29 januari 2009)
Selanjutnya...