Kamis, 25 September 2008

11 Kawasan NTT Untuk Pengembangan Jagung

GUBERNUR Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Lebu Raya mengatakan ada sebelas kawasan di NTT - tersebar di Pulau Flores, Timor, Sumba dan Alor - berpotensi untuk pengembangan tanaman jagung. Untuk mewujudkannya, saat ini pemerintah provinsi melalui Dinas Pertanian sedang mengkaji pelaksanaan program dimaksud.

Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, mengatakan hal ini kepada wartawan saat menggelar jumpa pers di Rumah Jabatan Gubernur, Kamis (25/9/2008).

"Kita punya 13 kawasan. Ada Kapet Mbay dan Kawasan Industri Bolok. Sedangkan 11 kawasan lainnya yang tersebar di Flores, Timor, Sumba dan Alor berpotensi untuk pengembangan jagung. Atau kita menggunakan lahan mana? Apakah lahan masyarakat, pemerintah atau lahan tidur yang ada? Jadi, kita perlu mempersiapkannya secara baik," kata Lebu Raya.

Lebu Raya mengatakan, program jagung terus didorong. Oleh karena itu, dirinya telah meminta Kepala Dinas Pertanian untuk segera memaparkan rencana dan merumuskan program pengembangan jagung. "Akan ada presentasi program secara keseluruhan, bersama dengan institusi terkait lainnya," katanya.

Dikatakan, produktivitas jagung NTT hanya 2,3 ton per hektar. Kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain.

"Ke depan kita harapkan produktivitas jagung kita lebih besar. Saat ini semakin banyak orang yang berminat kembangkan jagung. Oleh karena itu, kesiapan kita harus lebih," ujar Lebu Raya.

Gubernur mengungkapkan tentang rencana kunjungan Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad. Menurutnya, Fadel akan tiba di Kupang pada minggu ketiga Oktober. "Kita ingin kerja sama antar propinsi NTT dengan Gorontalo," ujarnya.

Gubernur mengakui, berdasarkan data produksi jagung di Indonesia, NTT merupakan daerah produksi jagung lebih banyak daripada Propinsi Gorontalo. NTT berada pada peringkat 6, sedangkan Gorontalo berada pada peringkat 8 atau 9. Meski demikian, kedatangan Gubernur Gorontalo penting karena kita perlu belajar hal lainnya dari Gorontalo yaitu tentang pasca panen dan pemasaran jagung.

Untuk pengembangan jagung, Lebu Raya mengatakan, pada APBD Perubahan dialokasikan anggaran senilai Rp 1 miliar untuk persiapan pelaksanaan program pengembangan jagung.
Alokasi dana Rp 1 miliar itu juga diakui anggota DPRD NTT, John Umbu Deta. Umbu Deta mengatakan, Dewan menyetujui dana untuk program pengembangan jagung di NTT sebesar Rp 1,1 miliar untuk pengadaan bibit dan persiapan lahan.

Sebelumnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura mengajukan dana kurang lebih Rp 5 miliar, namun Dewan meminta untuk rasionalisasi. Setelah dirasionalisasi, Dewan menyetujui dana senilai Rp 1.190.000.00,00. (aca/ira/Pos Kupang edisi Jumat 26 September 2008) Selanjutnya...