Jumat, 13 November 2009

Adu Konsep Desain Alun-Alun Kota Kupang


LIMA tim dari empat Badan Pekerja Rayon (BPR) saling adu konsep dan hasil desain di hadapan dewan juri lomba desain alun-alun Kota Kupang yang digelar di Kampus Fakultas Teknik Unwira Kupang, Senin (19/10/2009).

Keempat BPR itu diantaranya BPR I Jakarta yang diwakili oleh Universitas Indonesia, Rayon II Jawa Barat diwakilkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung, BPR V Jawa Timur yang diwakili oleh ITS Surabaya dan Universitas Brawijaya Malang, serta BPR 16 NTT diwakili dua tim dari Unwira Kupang.

Dihadapan dewan juri yang terdiri dari Ir. Benyamin. S. D. Pandie, IAI (anggota Ikatan Arsitek Indonesia Daerah NTT), Jhon Bell, ST, MT (Dinas Perumahan Rakyat dan Tata Kota), Ir. Robert M. Rayawulan, MT (Fakultas Teknik Unwira), Alfons Nedabang (Pos Kupang) dan Stenly Boimau (Timor Expres), para peserta menawarkan aneka konsep desain yang dituangkan dalam rancangan alun-alun Kota Kupang yang green and clean.


Ketua dewan juri Ir. Benyamin. S. D. Pandie, IAI kepada wartawan usai memberikan penilaian mengatakan, kriteria yang menjadi faktor penilai adalah konsep desain, aplikasi konsep dalam desain alun-alun kota, juga yang terpenting adalah kemampuan berkomunikasi dalam mempresentasikan hasil desainnya.

Dikatakannya, kemampuan peserta dari seluruh tim menampilkann konsep yang berbeda. "Masing-masing mereka dengan ide yang berbeda, ini sangat kuat mereka tampilkan, cuma yang menjadi kelemahan ketika mengaplikasikan konsep dalam bentuk desain itu menurut kami masih kurang. Soal prsentase gambar semua cukup bagus," katanya.

Benyamin Pandie yang adalah bendahara IAI NTT ini mengatakan, dari hasil lomba desain itu dan jika disepakati untuk dijadikan desain alun-alun kota yang siap dibangun, maka IAI Daerah NTT secara lembaga akan memberikan masukan untuk melengkapi hasil yang telah ada.

"Hasil saat ini kan belum 100 persen memenuhi kriteria, sehingga kita beri masukan supaya apa yang diinginkan pemerintah kota Kupang bisa terakomdir dalam desain yang dibuat ini," ujarnya.

Ia menambahkan, dari hasil penilaian dewan juri, ada tiga besar yang punya nilai yang tidak bedah jauh, dan akan diumumkan pada acara penutupan yang sekaligus dilakukan penyerahan hadia oleh walikota Kupang.

Dihubungi terpisah, Katua Jurusan Arsitektur Unwira, Ir. Ricahrdus Daton, MT menilai, pemerintah Kota Kupang sangat tanggap terhadap rencana kegiatan TKI MAI XXV ini sehingga produk yang dihasilkan ini betul-betul dimanfaatkan oleh pemerintah kota.

"Itu saya lihat kesiapan pemerintah dalam menanggapi rencana kegiatan ini. Ini juga menjadi salah satu usaha, memadukan semua konsep pemikiran dari berbagai daerah untuk menjadi satu out put baik konsep maupun desain yang optimal untuk dipersembahkan bagi pemerintah," katanya.

Ditambahkannya, tidak mungkin satu produk digunakan secara utuh tetapi akan ada perpaduan dari semua desain yang masuk dalam kategori penilaian juri untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Daton menjelaskan, selanjutnya, jurusan Arsitektur Unwira akan menyerahkan hasil desain itu kepada pemerintah Kota Kupang dan yang terbaik akan menjadi master dan dilegkapi dengan konsep perencana bersama pemenang-pemenang lain.

Peserta Lomba Desain dari Rayon I, Universitas Indonesia: Robin Hartanto, Andro Kaliandi, dan Rangga Suryadi
"Yang terpenting bukan menang atau kalah tetapi ini menjadi ajang pembelajaran bagi kami dan menjadi masukan. Kami tidak kejar menang, tapi kami optimis bahwa apa yang kami tawarkan ini menjadi kebanggan warga Kota Kupang. Wujudnya, kalau kita pindahkan alun-alun ini ke tempat lain maka tidak cocok tetapi kalau di Kupang akan menjadi ciri khas Kota Kupang. Konsep yang kami tawarkan adalah lil au nol dael banan (Bangun Aku Dengan Hati Yang Tulus) yang menjadi semboyan Kota Kupang, dan sebenarnya kami dapat inspirasi dari visi misi walikota Kupang Drs. Daniel Adoe dalam membangun kota Kupang yang harus punya komitmen, ini yang kami tawarkan dalam desain bahwa alaun-alun ini menjadi milik aku orang Kota Kupang.

Elemen yang menarik dalam desain kita adalah dalam alaun-alun itu ada 49 pohon flamboyan yang akan disumbangkan oleh 49 Kelurahan di Kota Kupang. Pohonya dari kecil dan tumbuh dan tiap keluarahn bisa lihat dari tumbuhnya pohon tersebut. Selain itu, pola tapaknya kami mengambil konsep dari kain tentun motif NTT dari Sabu.***

Rayon II Jawa Barat: Dimas Agung Kurnia (Universitas Pendidikan Indonesia)
Optimisme kami Rayon II sangat tinggi karena kami melakukan pendekatan desain sesuai dengan kearifan lokal. Lokalitasnya itu ada di kerajinan tradisioal yang ada di Kota Kupang, yang kami soroti yaitu sasando, tii langga dan tenun ikat. Bentuk yang ada di tiga kerajinan itu kami transformasikan dalam bentuk desain sehingga secara makna filosofis bentukan desain kami memiliki pendekatan lokalitas Kota Kupang. Besar harapan kami agar masyarakat Kota Kupang merasa memiliki alun-alun Kota Kupang yang kedepannya akan dibangun oleh Pemkot Kupang. Satu yang jadi landasan kami, bahwa alun-alun dikatakan menjadi baik apapabila masyarakatnya merasa memiliki secara penuh melalui kegiatan-kegiatan baik temporer atau berkesinambungan yang dilakukan di alun-alun tersebut. Secara global, dalam konsep desain, kami menggunakan sebuah bentukan plasa sebagai area penangkap massa, secara tersirat, bentukan dari plasa itu mengambil bentuk dasar dari sasando. Kami juga membuat sebuah ram, yang mengambil bentukan dasar dari tii langga, juga kain tentunya kami terapkan pada pola penggunaan material dari plasa itu. Ketiga aspek ini sengaja kami letakan secara resirat supaya ada sebuah keingin tahuan yang besar dari masyarakat untuk memaknai arti dari alun-alun yang kami desain.

Rayon V Jawa Timur: ITS Surabaya: Fadila Ayu, Yusuf Ariyanto, Universitas Brawijaya Malang: Vembi Fernando. Kami sangat optimis, karena berangkat dari Jawa Timur, kami sudah persiapkan segala sesuatunya mengenai lomba ini, tetapi karena ada perubahan teknis dari pantia, kami coba desain ulang, dan kami bekerja sama dengan semua di rayon V untuk mengahsilkan rancangan desain itu.

Konsep yang kami tawarkan adalah hyper green karena alun-alun yang kami rancang menunjang segala kegiatan masyarakat mulai dari kumpul-kumpul sampai mengadakan acara-acara kesenian adat atau pagelaran acara lainnya. Namun, kami juga berpedoman dari tema panitia TKI MAI, alun-alun Kota yang green and clean. Juga desain kami yang Respect to site, artinya site yang ada sekarang sedapat mungkin kami tidak rubah, tetapi dieksplor serta dikembangkan dengan tambahan pohon-pohon agar alun-alun menjadi hijau.

Folosofi desainnya dari bentuk ume kebubu (Arsitektur atoni/dawan) yang kami terapkan di gasebo taman dan pos satpam. Kami juga mengambil bentukan ume kebubu itu dalam bentuk gerabang utama pada laun-alun Kota Kupang itu. Selain itu kami juga mengambil bentukan sasando, pada bentuk scklupture.

Rayon 16 NTT, Unwira Kupang: Johan Nggebu : dari hasil desain itu, secara konsep, kami optimis bahwa Unwira Kupang bisa menjadi yang terbaik. Tetapi secara desain, kami menyadari bahwa kami masih belum optimal. Itu terlihat dan kami rasakan sendiri dari penyajian gabar.
Konsep yang kami tawarkan itu adalah pengawinan dari berbagai arsitektur tradisional NTT diantaranya Dawan, Rote, Alor, dan Manggarai. Arsitektur Manggarai kami hadirkan dalam desain agora, sedangkan arsitektur Rote kami hadirkan bentuk sasando di tugu yang kami hadirkan dalam bentuk sasando berada di atas moko. Juga ada land mark komodo yang dihadirkan diatas ketinggian site.*

Tidak ada komentar: